Budget Laptop Mahasiswa Capai Rp 3,7 Triliun, Ini Detailnya
Dirjen Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Departemen Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, Wikan Sakarinto mengatakan, program laptop bagi siswa yang menggunakan Google Chromebook untuk memfasilitasi kegiatan belajar dan belajar jarak jauh akan menelan biaya hingga 3,7 triliun rupiah pada 2021.
“Ada dua sumber anggaran. Dari Kemendikbud Pusat, Rp 1,3 triliun kemudian Rp 2,4 triliun akan disalurkan ke pemerintah daerah,” kata Wikan saat peluncuran rapat pertama Google Chromebook, Selasa.
Wikan kemudian menyatakan, anggaran Rp3,7 triliun itu tidak hanya untuk laptop, tapi juga untuk barang-barang pendukung lainnya.
“Faktanya, laptop ini menjadi produk utama karena kami ingin mendorong digitalisasi dalam proses pendidikan kami. Tapi anggarannya juga untuk access point. Jika tidak ada titik akses, bagaimana internet terhubung? ” kata Wikan.
Selain itu, Wikan merinci anggaran pusat sebesar Rp1,3 triliun itu digunakan untuk 189.840 unit laptop, 12.674 access point, 12.674 port, 12.674 proyektor, dan 45 speaker.
Anggaran Rp 2,4 triliun yang disalurkan ke pemerintah daerah kini digunakan untuk 284.147 laptop, 17.510 wireless router, 10.799 proyektor dan layar, 10.799 koneksi, 8.205 printer, dan 6.527 scanner.
Soal harga laptop, Wikan mengatakan sudah diatur dalam e-katalog sistem pengadaan barang dan jasa resmi pemerintah.
Baca juga: Mentan: Penyerapan KUR Pertanian Sesuaikan Musim Tanam
“Jadi harga sesuai e-catalog. Di sini ada mekanisme persaingan yang sehat. Jadi harga tidak kita tentukan, kita buat anggarannya,” kata Wikan.
Saat ini, pemerintah telah mengamanatkan agar Google Chromebook dapat dirakit untuk mendukung kegiatan belajar mengajar dari enam produsen elektronik lokal, yaitu Advan, Evercross, Axioo, Zyrex, SPC dan TSM Technologies.
Dalam produksi Google Chromebook, keenam pabrikan lokal tersebut bekerja sama dengan sekolah kejuruan (SMK) dan akan merekrut tenaga kerja guna mencapai target jutaan dalam produksi selama beberapa tahun ke depan.
Wikan mengatakan kolaborasi antara Google, industri elektronik lokal, dan panggilan itu ditujukan untuk memberikan keterampilan yang lebih luas kepada kaum muda di bidang manufaktur dan teknologi informasi.
“Ini juga akan menjadi inisiatif untuk membangun pilar ekonomi nasional karena diharapkan dapat menghasilkan Chromebook potensial yang dapat diekspor ke luar negeri dan mendukung lembaga pembelajaran digital,” kata Wikan.
Sumber :